Sabtu, 17 Agustus 2013

PERKEMBANGAN FISIK DAN KOGNITIF DI MASA REMAJA


        Masa remaja (adolesence) merupakan peralihan antara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masyarakat industri, ketrampilan yang harus dikuasai oleh anak muda begitu kompleks dan pilihan dihadapan mereka begitu beragam sehingga masa remaja begitu luas.  Akan tetapi , dimanapun di penjuru dunia ini tugas pokok periode ini adalah sama. Hal ini yang dialami oleh Sabrina, Ia harus menerima badannya yang tumbuh dewasa, memiliki cara berpikir dewasa, memiliki kebebasan yang lebih luas dari keluarganya, mengembangkan cara-cara yang lebih dewasa dalam berhubungan dengan rekan-rekan sebaya baik laki-laki maupun perempuan, dan mulai membangun sebuah identitas, perasaan yakin akan siapa dia sebenarnya dari sisi seksual, pekerjaan, moral ,etnik, agama serta nilai dan tujuan hidup lainnya.
Awal masa remaja ditandai dengan pubertas (Puberty), sebuah kumpulan peristiwa biologis yang mengarah pada badan ukuran dewasa dan kematangan seksual. Seperti ditunjukan oleh reaksi  sabrina, memasuki masa-masa remaja bisa menjadi masa-masa yang sangat menusahkan bagi sejumlah anak muda.
    Dalam Bab ini kita akan, menelusuri peristiwa pubertas dan membahas beragam masalah kesehatan latihan fiisik, nutrisi, aktifitas seksual , penyalagunaan obat-obatan dan masalah-masalah lain yang memengaruhi para remaja yang mengalami kesulitan dalam menuju masa dewasa.

1.      Perkembangan Fisik
v  Konsepsi tentang masa remaja
Para peneliti menyadari bahwa kekuatan biologis dan kekuatan sosial tampaknya menentukan perubahan psikologis remaja.
o   Perspektif Biologis
Menurut  (Hall, 1904) masa remaja sebagai sebuah periode yang begitu bergejolak hingga menyerupai  era peralihan evolusi manusia dari makhluk liar menjadi makhlluk beradab. Demikian juga,  (Anna Freud, 1969) yang memperluas fokus teori ayahnya, Sigmund Freud, tentang masa remaja sebagai sebuah gangguan perkembangan universal yang memiliki basis biologis. Dalam tahap genital (genital stage)  Freud mengatakan bahwa dorongan seksual bangkit kembali , menyulut konflik psikologis dan perilaku berubah-ubah. Ketika remaja menemukan teman intim, kekuatan batin secara bertahap mencapai keselaran baru dan matang, dan tahap itu diakhiri dengan pernikahan, kelahiran dan pengasuhan anak. Dalam cara ini, anak muda memenuhi takdir biologis mereka yaitu reproduksi seksual dan hidup species.

o   Perspektif Sosial
   Penelitian kontemporer mengungkapkan bahwa pandangan tentanng usia remaja sebagai masa bergejolak terlalu dibesar-besarkan. Benar bahwa masalah-masalah tertentu, seperi gangguan makan, depresi, lebih sering terjadi dibanding masa-masa sebelumnya, akan tetapi secara keseluruhan tingkat gangguan psikologis hanya mengalami sedikit peningkatan sekitar tiga persen dari masa kanak-kanak . Sedangkaan pada masa remaja hampir sama dengan populasi orang dewasa yaitu sekitar 15% (Robert  Attkisson, 1998).
   Saat ini , kita tahu bahwa kekuatan biologis, psikologis, dan sosial bergabung bersama memengaruhi perkembangan remaja (Magnuson, 1999). Perubahan biologis sifatnya universal  dijumpai pada semua makhluk primata dan budaya. Tekanan batin dan pengharapan sosial yang menyertai bahwa anak muda meninggalkan cara-cara kekanak-kanakan, mengembangkan hubungan interpersonal baru, dan mengemban tanggung jawab yang lebih besar. Masa remaja memunculkan masa-masa ketidakpastian, keraguan diri, dan kekecewaan dikalangan remaja.

Para ahli membagi masa remaja menjadi 3 tahap yaitu :
1.       Remaja awal (11-12 hingga 14 tahun) ini merupakan periode perubahan pubertas yang cepat.
2.       Remaja Pertengahan (14-16 tahun) merupakan perubahan pubertas hampir selesai.
3.        Remaja akhir (16-18 tahun) merupakan sosok anak muda yang mencapai penampilan dewasa sepenuhnya dan mengantisipasi asumsi tentang  peran orang dewasa.
Semakin banyak diberikan oleh lingkungan sosial pada kaum muda dalam mengemban tanggung jawab dewasa, semakin baik dalam mereka menyesuaikan diri.  Bagi semua ketegangan biologis dan ketidakpastian seputar masa depan yang dirasahkan oleh para remaja, kebanyakan mereka mampu mengatasinya dengan baik dalam periode ini. Dengan melihat semua ini mari kita melihat lebih dekat pada pubertas  yaitu gerbang bagi perkembangan remaja.

2.      Pubertas: Transisi Fisik Menuju Kedewasaan
Perubahan pubertas bersifat dramatis. Proses hormonal genetik mengatur pertumbuhan pubertas, yaitu anak perempuan lebih mengalami kematangan fisik sejak masa kehamilan, rata-rata mencapai masa pubertas 2 tahun mendahului anak laki-laki.
v  Perubahan Hormonal
Perubahan hormonal kompleks yang mendasari pubertas trjadi secara bertahap dan berlangsung di usia 8 atau 9 tahun. Sekresi hormon pertumbuhan dan tiroksin meningkat menyebabkan pembesaran luar biasa ukuran tubuh dan pencapaian kematangan tulang.
Kematangan seksual dikendalikan oleh hormon seks. Sekalipun kita menganggap esterogen sebagai  hormon perempuan dan androgen sebagai hormon laki-laki kedua jenis ini ada dalam setiap kelamin tetapi dalam jumlah yang berbeda.
v  Pertumbuhan Tubuh
Tanda lahiriah pertama dari pubertas adalah pertambahan cepat tinggi dan berat badan yang dikenal dengan pacu tumbuh (Growth spurt). Rata-rata pacuh tumbuh dialami oleh anak perempuan setelah umur 10 tahun, dan oleh anak laki-laki sekitar usia 12 tahun. Oleh karena itu estrogen memicu dan kemudian menahan sekresi GH lebih siap dibanding androgen, anak perempuan biasanya lebih tinggi dan lebih berat selama masa remaja awal.  Akan tetapi, diusia 14 tahun anak perempuan diungguli anak laki-laki yang dipacuh tumbuh remajanya sudah mulai terjadi, sementara pacu tumbuh anak perempuansudah hampir selesai. Pertumbuhan ukuran tubuh selesai bagi kebanyakan anak perempuan di usia 16 tahun dan bagi anak laki-laki di usia 17 tahun, saat epifisis pada ujung tulang panjang menutup sempurna. Secara keseluruhan remaja bertamba tinggi 10 hingga 11 inci dan berat 50 hingga 75 pon mendekati 50% dari berat tubuh orang dewasa. Menunjukan pertumbuhan pubertas dalam pertumbuhan secara umum.

v  Perkembangan motorik dan aktivitas fisik
Pubertas menyebabkan kinerja motorik kasar semakin baik, tetapi pola perubahan ini berbeda pada diri anak laki-laki dan perempuan. Perubahan pada anak perempuan bersifat lambat dan bertahap, dan mengalami perubahan datar di usia 14 tahun. Sebaliknya anak laki-laki menunjukan pacu tumbuh besar dalam hal kekuatan, kecepatan dan daya tahan yang terus berlanjut hingga masa-masa remaja. Di tengah masa remaja pertengahan, sedikit sekali anak perempuan yang memiliki kinerja sama baiknya seperti rata-rata anak laki-laki dalam hal kecepatan lari, lompatan papan, dan jarak lemparan, dan praktisnya tidak ada anak laki-laki tang memiliki skor sama rendah dengan rata- rata anak perempuan. Oleh karena anak perempuan dan anak laki-laki secara fisik tidak lagi sebanding, pendidikan jasmani dengan pemisahan laki-laki dan perempuan biasanya di mulai di SMA atau SMP.

v  Kematangan seksual
Terjadi seiring pertumbuhan pesat tubuh adalah pertumbuhan ciri-ciri fisik terkait pemfungsian seksual. Beberapa ciri , seksual primer melibatkan organ reproduksi. Ciri-ciri lainnya, yang disebut dengan ciri seksual sekunder bisa dilihat pada bagian luar tubuh dan berperan sebagai tanda lain kematangan seksual misalnya perkembangan payudara dan munculnya bulu ketiak dan rambut kelamin baik pada laki-laki maupun perempuan.

·         Kematangan seksual pada anak perempuan.
      Pebertas pada perempuan biasanya di mulai dengan tumbuhnya payudara dan pacu tumbuh. Menarke atau menstruasi pertama, biasanya terjadi sekitar usia 12 tahun.  Akan tetapi rentang usia itu sangat beragam, mulai 10 hingga 15 tahun.

·         Kematangan seksual pada anak laki-laki.
Tanda pertama  pubertas pada anak laki-laki adalah pembesaran testis (Kelenjar yang memproduksi sperma), disertai dengan perubahan pada skrotum. Rambut kelamin tumbuh bersamaan dengan waktu pertama penis mulai membesar (Clark, 2002). Dari sisi urutan peristiwa pubrtas,  pacu tumbuh jauh terlambat pada anak laki-laki dibanding anak perempuan. Ketika pacu tumbuh itu mencapai puncaknya di sekitar 14 tahun pembesara penis dan testis hampir selesai, dan bulu ketiak muncul. Begitu juga dengan rambut wajah atau tubuh, yang meningkat secara bertahap selama beberapa tahun. Tanda lain kematangan fisik laki-laki adalah pendalaman suara saat laring membesar dan pita suara memanjang. Selain itu penis membesar, kelenjar prostat atau kandungan semen(yang memproduksi cairan sperma)membesar. Kemudian sekitar usia 13 tahun, spermake atau cairan sperma keluar untuk pertama kalinya (Rogol, Roemich dan Clark 2002). Untuk sementara,  air mani itu mengandung beberapa sperma hidup. Jadi,  seperti anak perempuan,  anak laki-laki memiliki periode awal menurunnya kesuburan.

v  Perbedaan Individu dalam Perumbuhan Pubertas.
   Keturunan berperan penting dalam pewaktuan pertumbuhan pubertas. Pada kaum hawa, lonjakan berat tubuh dan lemak dapat memicu kematangan seksual. Sel-sel lemak melepaskan protein yang disebut dengan leptin. Yang diyakini menberi sinyal pada otak bahwa simpanan energi  seorang anak perempuan telah cukup bagi pubertas .  Variasi dalam pertumbuhan juga dijumpai di wilayah-wilayah di dunia dan di kalangan kelompok  etnis dan SES. Kesehatan fisik memainkan peran utama. Di daerah miskin tempat dimana mal nutrisi dan penyakit-penyakit menular dijumpai menarke tertunda lama., terjadi paling cepat di usia 14-16 tahun di banyak daerh di Afrika.  Di negara – negara berkembang , anak perempuan dari keluarga kaya mngalami menarke 6-18 bulan lebih awal dari mereka yang tinggal di keluarga miskin (Parent dkk, 2003).

o   Perkembangan Otak.
   Perubahan fisik di masa remaja meliputi perubahan besar dalam otak. Pencitraan otak menunjukan adanya pemangkasan berkelanjutan terhadap sinapsis tidak terpakai dalam korteks serebral, terutama lobus frontal  sebagai pengatur pikiran dan tindakan. Di samping itu, pertumbuhan dan mielinasi serat saraf terstimulasi semakin cepat memperkuat hubungan di antara berbagai daerah di otak. Terlebih lagi hubungan antara kedua belahan otak melalui korpus kolosumdan antar lobus trontal dan darah-daerah otak lainnya.meluas dan berkomunikasi dengan cepat (Keating , 2004). Perubahan otak remaja ini mendukung beragam ketrampilan kognitif, termasuk semakin membaiknya tingkat kecepatan pengolahan, atensi, memori, perencanaan, kemempuan mengintegrasikan informasi dan regulasi diri.

o   Mengubah Keadaan Rangsangan
   Di masa pubertas, perubahan terjadi dalam cara otak mengatur waktu tidur, mungkin karena semakin meningkatnya kepekaan seraf terhadap cahaya malam hari. Akibatnya remaja tidur lebih lambat dibanding ketika mereka masi anak-anak. Akan tetapi mereka tetep memerlukan waktu tidur sebanyak yang mereka butuhkan di masa kanak-kanak pertengahan.
   Fase tunda tidur ini menguat seiring pertumbuhan pubertas. Akan tetapi remaja hari ini kerap kali memiliki aktifitas kegiatan sosial dan kegiatan paruh waktu di malam hari. Akibatnya waktu tidur mereka jauh berkurang dibanding remaja generasi sebelumnya (Jenni, 2004). Remaja kurang tidur ini memilik kinerja sangat buruk terutama pada tugas-tugas kognitif di pagi hari. Mereka cenderung berprestasi buruk di sekolah, merasa tertekan dan terlibat dalam perilaku beresiko tinggi, termasuk mabuk-mabukan dan sebagainya.

v  Dampak Pskologis Terhadap Peristiwa Pubertas.
Ketika anda mengalami pubertas, bagaimana perasaan anda tentang diri anda dan hubungan anda dengan orang lain berubah? Penelitian mengunkapkan bahwa peristiwa pubartas memengaruhi citra diri, suasana hati dan dan interaksi remaja dengan orang tua.dan rekan sebaya.

o   Reaksi  Terhadap Perubahan Pubertas.
Bagi dua generasi yang lalu, menarke merupakan sebuah peristiwa yang kerap kali menakutkan. Saat ini, anak perempua umumnya bereaksi dengan terkejut  tidak diragukan lagi karena kejadiannya terjadi secara tiba-tiba. Jika tidak, mereka biasanya menceritakan gabungan emosi positif dan negatif. Akan tetapi, ada perbedaan individu yang besar dan bergantung pada pengetahuan sebelumnya dan dukungan dari para anggota keluarga yang pada gilirannya dipengaruhi oleh sikap budaya terhadap pubertas dan seksualitas.

v  Perubahan Pubertas, Emosi, dan Perilaku Sosial
Ada keyakinan umum bahwa pubertas memiliki kaitan dengan kemurungan dan keinginan remaja bagi keterpisaan fisik dan psikologis yang lebi besar dari orang tua.
o   Kemurungan Remaja.
Kadar hormon pubertas yang lebih tinggi berkaita dengan perasaan murung yang lebih besar, tetapi hanya sesederhana itu (Becher, 1992). Faktor apa lagi yang mungkin berperan? Dalam beberapa  studi,  suasana hati anak-anak,  remaja, dan orang dewasa dipantau engan meminta mereka penyeranta elektronik. Selama seminggu, mereka diseranta secara acak dan diminta untuk menulis apa yang tengah mereka perbuat, mereka sedang bersama siapa, dan bagaimana perasaan mereka.




1 komentar:

  1. makasi banyak kak ilmunya

    http://http%3A%2F%2Fblog.binadarma.ac.id%2Fnovrihadinata.wordpress.com

    BalasHapus